Sistem Koordinasi dan Alat Indra pada Manusia
Aktivitas manusia, seperti
berjalan, melihat dengan mata, mencium bau dengan hidung, mendengarkan musik
dengan telinga, merasakan nikmatnya makanan dengan lidah dan segala aktivitas
lainnya dapat dilakukan dan berjalan dengan baik karena adanya koordinasi dari
sistem saraf. Pengelolaannya biasa dilakukan bersama sistem hormon. Selain itu,
sistem saraf bertanggung jawab atas daya pikir, tingkah laku, dan perasaan.
Sistem saraf menjaga tubuh agar dapat berhubungan dengan lingkungan. Lingkungan
beserta perubahannya menjadi rangsangan terhadap kerja otak beserta sistem
saraf. Rangsangan bisa berasal dari luar, misalnya, cahaya, gelombang suara,
panas, dingin, rasa asin, manis, pahit, dan zat kimia (rangsang bau). Semua itu
disebut rangsang luar. Rangsang dalam, yaitu rangsangan yang datang dari dalam
tubuh, misalnya rasa lapar, haus, dan lelah. Rangsang diterima oleh alat tubuh
yang disebut reseptor. Rangsang luar diterima oleh reseptor luar, seperti
alat-alat indra.
A. Susunan Sistem Saraf Manusia
Sistem saraf pada manusia dibentuk oleh otak, sumsum
tulang belakang, dan serabut-serabut (urat) saraf yang menjulur dari otak dan
sumsum tulang belakang. Perhatikan Gambar 1.14.
1. Otak
Otak terdapat di dalam rongga tulang tengkorak,
dibungkus oleh selaput yang disebut meninges. Otak terdiri atas empat
bagian utama, yaitu otak besar, otak tengah, otak kecil, dan sumsum lanjutan.
Pada otak tengah terdapat kelenjar hipofisis (kelenjar endokrin utama
yang biasa disebut "master of gland") yang berfungsi
menghasilkan hormon, talamus, dan hipotalamus berfungsi sebagai
pusat (penerus pancaran) informasi saraf sensorik dan diteruskan ke bagian otak
sebelah atas. Hipotalamus, terletak di bawah talamus, merupakan pusat
pengatur gerak otonom, untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh, suhu tubuh,
dan selera makan. Hipotalamus juga merupakan pusat emosi (marah, kesal,
keinginan). Otak kecil terletak di bagian bawah bagian belakang yang merupakan
pusat keseimbangan gerak otot. Otak kecil bukan merupakan pusat dari awal
pergerakan, melainkan sebagai pusat pengoreksi atau pengontrol gerakan-gerakan
yang sudah dipicu oleh pusat otak yang lain.
Sumsum lanjutan atau medulla oblongata adalah
bagian yang menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang. Terletak di
bagian sebelah bawah otak tengah. Medulla oblongata merupakan pusat
pernapasan, denyut jantung, pelebaran, dan penyempitan pembuluh darah. Bila
bagian ini rusak, akan mengakibatkan hal yang sangat fatal. Permukaan otak
besar berlekuk-lekuk ke dalam. Otak besar merupakan pusat pendengaran,
penglihatan, gerak, kecerdasan, ingatan, kesadaran, dan kemauan. Bagian luarnya
kelabu, bagian dalamnya putih.
Otak besar terdiri atas
belahan kiri-kanan, yang keduanya dipisahkan oleh lekukan yang dalam. Pada
bagian sebelah dalamnya, kedua belahan ini dihubungkan oleh korpus kallosum.
Belahan kiri otak mengatur badan bagian kanan, sedangkan belahan kanan otak
mengatur bagian kiri badan. Misalnya, jika terjadi kerusakan pada pusat gerak
yang ada di kiri otak, maka akan terjadi kelumpuhan pada bagian tubuh sebelah
kanan, dan sebaliknya.
2. Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang
dibentuk oleh jaringan saraf. Bentuknya berupa silinder panjang dan merupakan
kelanjutan dari otak. Panjang rata-ratanya adalah ± 42 cm pada wanita dewasa
dan ± 45 cm pada laki-laki dewasa. Sumsum tulang belakang berada di dalam
ruas-ruas tulang belakang. Sama halnya dengan otak, sumsum tulang belakang
dibungkus oleh selaput pelindung yang bernama meninges. Sumsum tulang belakang
berfungsi sebagai penghubung rangsang dari dan ke otak dan memberi kemungkinan
jalan terpendek pada gerak refleks. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai
pusat gerak refleks.
3. Serabut saraf
Sel saraf atau neuron merupakan unit
fungsional pada sistem saraf. Sel saraf membentuk bundelan-bundelan yang biasa
disebut serabut saraf. Dari otak keluar serabut saraf sebanyak 12 pasang yang
disebut saraf kranial. Dari sumsum tulang belakang keluar serabut saraf yang
disebut saraf spinal. Sumsum tulang belakang memiliki 31 pasang saraf spinal
kiri dan kanan. Saraf kranial dan saraf spinal membentuk saraf tepi. Bentuk sel
saraf yang terdapat pada tubuh bermacam-macam, bergantung dari tempat dan fungsinya.
Secara umum, bagian-bagian dari sebuah sel saraf adalah sebagai berikut (Gambar
1.18).
Dendrit adalah juluran-juluran
sitoplasma yang berasal dari badan sel. Jumlah juluran ini banyak,
pendek, dan bercabang-cabang. Dendrit berfungsi menerima dan membawa
rangsangan (impuls) ke badan sel. Neurit atau akson adalah juluran
sitoplasma yang berasal dari badan sel. Jumlahnya hanya satu dan sangat
panjang. Fungsi neurit adalah untuk menghantarkan rangsangan dari badan
sel saraf ke sel saraf lainnya. Berdasarkan fungsinya sel saraf dibagi
menjadi sel saraf sensorik, sel saraf motorik dan, sel saraf konektor.
Lihat Gambar 1.19 berikut!
Sel saraf sensorik adalah
sel saraf yang menghubungkan reseptor dengan pusat saraf (otak dan sumsum
tulang belakang). Sel saraf motorik berfungsi menghantarkan respons dari pusat
saraf ke organ. Adapun sel saraf konektor berfungsi menghubungkan sel saraf
motorik dan sensorik. Sel saraf konektor dalam otak dan sumsum tulang belakang
disebut juga sebagai sel saraf ajustor. Sel-sel saraf dalam serabut saraf
sambung menyambung, dengan akson bertemu dendrit dari sel saraf lain pada suatu
daerah pertemuan yang disebut sinapsis. Rangsang dari badan sel akan
diteruskan ke akson, melompati sinapsis ke dendrit sel saraf berikutnya, demikian
seterusnya.
B. Sistem
Saraf dan Gerak Manusia
Aktivitas yang dilakukan
oleh tubuh manusia dapat berupa aktivitas yang disadari atau tidak disadari.
Gerak biasa merupakan gerak yang terjadi di bawah kesadaran kita. Gerak biasa
terjadi karena perintah otak. Bila kita berjalan menaiki tangga, maka otak kita
akan menyuruh otot kaki untuk mengangkat kaki. Proses jalannya rangsang pada
gerak biasa dapat disederhanakan sebagai berikut. Rangsang - reseptor - saraf
sensorik - saraf penghubung - otak - saraf penghubung- saraf motorik - otot -
gerak.
Banyak kegiatan-kegiatan
dalam tubuh yang tidak disadari keberadaanya. Misalnya,di dalam tubuh
berlangsung proses pemompaan darah oleh jantung. Darah dalam pembuluh darah
selalu mengalir. Bila suatu bagian tubuh memerlukan darah lebih banyak maka
pembuluh-pembuluh darah ke daerah tersebut akan mengalami pelebaran.
Sebaliknya, bila suatu bagian tubuh kurang memerlukan darah maka pembuluh darah
ke daerah tersebut mengalami penyempitan. Bila tangan kita tertusuk jarum, maka
kita akan reflek menarik tangan kita. Gerak seperti itu disebut gerak refleks.
Gerak refleks adalah gerakan yang tak disadari atau yang baru disadari setelah
gerak itu terjadi. Pada gerak refleks, rangsang yang datang dari reseptor tidak
seluruhnya sampai ke otak untuk diolah. Proses jalannya rangsang pada gerak
refleks dapat saraf penghubung - sumsum tulang belakang - saraf penghubung -
saraf motorik - otot - gerak.
Jalan pendek yang ditempuh
oleh rangsang sehingga menimbulkan gerak refleks disebut lengkung refleks.
Jenis refleks bergantung pada saraf penghubungnya apakah ada di sumsum tulang
belakang atau ada di otak. Apabila refleksnya hanya melibatkan sumsum tulang
belakang, maka disebut refleks cerebellar.
C. Alat
Indra Manusia
Manusia dapat menanggapi
berbagai jenis rangsang yang ada di lingkungan dengan adanya alat indra. Hidung
dan lidah menangapi rangsang terhadap bau dan rasa zat kimia. Kulit dan telinga
menangapi rangsang berupa tekanan, tegangan suara, dan gaya berat. Adapun
rangsang cahaya ditanggapi oleh mata.
1. Hidung (Indra Pembau)
Alat penerima rangsang bau
terletak jauh di dalam rongga hidung. Terdiri atas sel-sel saraf pembau yang
tersusun berjajar. Pada bagian ujung saraf pembau terdapat rambut-rambut halus
(silia) sebagai badan sel sarafnya, sedangkan aksonnya membentuk bundelan saraf
menuju ke otak. Perhatikan Gambar 1.21.
Sel-sel saraf pembau yang
terdapat di dalam hidung manusia berjumlah kurang lebih 200.000 sel. Pada
permukaan terdapat lapisan yang selalu berlendir. Hal ini penting sebagai
pelembap rongga hidung. Dengan adanya pelembap maka zat-zat kimia yang masuk
dapat dilarutkan sehingga sel saraf pembau dapat mendeteksi baunya. Hidung
sebagai indra pembau turut membantu kita merasakan makanan sewaktu kita makan.
Bau yang keluar dari makanan masuk melalui rongga mulut kemudian ke rongga
hidung. Oleh karena itu, apabila kita sedang pilek, nafsu makan pun menjadi
berkurang.
2. Lidah (Indra Pengecap)
Pada lidah terdapat indra
pengecap yang terdiri atas puting-puting pengecap. Manusia dapat membedakan
empat rasa dasar, yaitu rasa manis, asam, pahit, dan asin. Keempat macam rasa
ini diterima oleh puting-puting pengecap yang berbeda penyebaran dan bentuknya.
Puting pengecap untuk rasa manis terdapat di ujung lidah, pahit pada pangkal
lidah, asin dan asam di pinggir (di bagian tepi) lidah. Pengecap untuk rasa
pahit merupakan pengecap yang paling sensitif. Hal ini sehubungan dengan daya
penjagaan tubuh terhadap makanan beracun atau yang berbahaya, yang kebanyakan
berasa pahit.
Di samping puting-puting pengecap, pada lidah terdapat
juga sel saraf untuk perasa (kasar dan halus) dan saraf untuk suhu. Lidah
selain sebagai pengecap rasa makanan juga berfungsi untuk mengatur dan
membolak-balik makanan sewaktu mengunyah, membantu waktu berbicara (beberapa
huruf memakai lidah untuk mengucapkannya), dan membantu menelan makanan.
3. Kulit (Indra Peraba)
Saraf yang berlaku sebagai reseptor yang peka terhadap
sentuhan, tekanan, perubahan suhu, dan rasa nyeri, terletak di dalam kulit.
Ujung-ujung saraf yang peka terhadap rasa nyeri berupa saraf yang bercabang dan
berada di bagian permukaan kulit. Badan Paccini atau reseptor tekanan
berada jauh di dalam berbentuk bulatan yang terdiri atas lapisan-lapisan saraf.
Badan Ruffini atau reseptor untuk rangsang mekanik (mekanoreseptor)
berbentuk bulatan yang letaknya agak ke permukaan kulit. Reseptor peraba
merupakan bundelan badan saraf berbentuk bulat atau oval, yang terletak paling
pinggir, tapi masih di bawah lapisan germinativum.
Penyebaran jenis-jenis reseptor pada
kulit tidak sama. Ada kulit atau daerah yang peka terhadap sentuhan, dipastikan
daerah tersebut banyak mengandung saraf yang peka terhadap rangsang sentuhan
(saraf peraba). Contohnya, pada ujung jari. Reseptor yang peka terhadap nyeri, hampir
merata berada di seluruh permukaan kulit.
4. Telinga (Indera Pendengaran)
Telinga yang merupakan indra pendengaran terdiri atas
tiga bagian utama, yaitu telinga bagian luar, tengah, dan dalam. Telinga bagian
luar, terdiri atas daun telinga, lubang telinga, saluran telinga luar, dan
selaput gendang telinga (selaput Timpani). Telinga bagian tengah, terdiri atas
rongga telinga tengah, dan lubang yang menuju saluran Eustachius. Pada rongga
telinga tengah terdapat tulang-tulang kecil sebanyak tiga buah yang berfungsi
meneruskan getaran bunyi dari selaput gendang telinga ke bagian lebih dalam.
Susunan tiga tulang tersebut adalah tulang martil yang berhubungan dengan
selaput gendang telinga, tulang landasan yang terletak di tengah dan tulang
sanggurdi yang berhubungan dengan jendela oval. Saluran Eustachius
menghubungkan rongga telinga tengah dengan rongga mulut. Saluran ini berfungsi
agar tekanan di bagian dalam telinga sama dengan tekanan di luar.
Telinga bagian dalam terdiri atas koklea
dan alat keseimbangan. Koklea atau rumah siput bentuknya spiral dan berfungsi
sebagai organ pendengaran. Adapun alat keseimbangan berupa saluran setengah
lingkaran (saluran semisirkular) sebanyak tiga buah.
5. Mata (Indra Penglihat)
Mata merupakan alat
penglihatan yang sangat berharga. Dengan mata, kamu dapat melihat dunia yang
sangat indah ini Mata berbentuk bola dan terdapat sepasang. Kedua bola mata
terdapat di dalam rongga mata. Pada bagian luar bola mata terdapat alis, bulu
mata, dan kelopak. Adapun bagian dalam bola mata terdiri atas kornea, cairan
aqueous humor, pupil, iris, lensa, cairan vitreous humor, retina, dan saraf
penglihatan. Mata dapat melihat saat ada
cahaya. Cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan ke mata. Cahaya akan
membentuk bayangan benda. Bayangan benda pertama-tama akan mengenai kornea,
cairan aqueous humor, pupil, lensa, cairan vitreous humor, dan retina.
Bayangan yang terbentuk
pada retina adalah terbalik. Dari retina, bayangan benda akan diteruskan ke
otak oleh saraf penglihatan. Setelah diolah di otak, kita dapat mengetahui apa
yang sedang dilihat. Kita dapat melihat suatu benda apabila benda tersebut
memantulkan cahaya. Cahayanya dipantulkan ke mata. Cahaya masuk ke pupil.
Apabila cahayanya terlalu kuat, pupil akan menyempit. Sebaliknya, apabila
cahaya kurang kuat, pupil akan melebar. Agar bayangan jatuh pada alat penerima
rangsang cahaya, maka bayangan tersebut harus tepat jatuh pada retina mata.
Retina mengandung sel-sel saraf penerima. Bayangan dapat jatuh ke retina karena
adanya pengaturan kecembungan lensa mata. Lensa mata dapat menjadi lebih
cembung atau lebih pipih.
Bagian mata yang berperan mencembung dan memipihkan
lensa mata ialah otot-otot penggantung lensa mata Perubahan cembung dan
pipihnya lensa mata disebut akomodasi. Semakin jauh benda yang dilihat,
semakin pipih lensa mata. Sebaliknya, semakin dekat benda yang dilihat, makin
cembung lensanya. Apabila bayangan benda sudah mengenai retina, maka impuls
cahaya tadi akan diteruskan oleh serabut saraf penglihatan menuju ke otak. Di
otak, impuls ini akan diterjemahkan. Dengan demikian, kita akan mengetahui
benda apa yang kita lihat.
thanks atas infox. sangat membantu
BalasHapusmateri sistem koordinasi sangat lengkap dan membantu. Thks_aanwijzing.com
BalasHapus